Ruwat Rambut Gimbal

Ruwat Rambut Gimbal
Namaku Hindun, nama yang cukup pendek pemberian dari orangtua , aku sekolah di SMP N 2 Selomerto. Aku saat ini duduk di kelas 8. Aku termasuk siswa yang pandai, dan juga mudah bergaul. Aku mempunyai seorang sahabat dia bernama Yani. Yani adalah sosok sahabat yang baik, perhatian, dan selalu mengerti keadaanku, dilain waktu saat aku bersedih, dia yang selalu menghiburku.

Aku adalah salah satu dari beberapa siswi yang mengikuti esktra kurikuler KIR di SMP N 2 Selomerto, asuhan bu Tri Hastuti, S.Pd.

Memang kadangkala di sekolah aku diejek oleh teman-temannya yang sombong-sombong mereka tak mau berteman dengan aku  karena ia adalah seorang yang sederhana apalagi begitu teman-temanya tau bahwa aku mengikuti ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja, dan teman-temankumenganggap aku “NGGAK LEVEL” karena sering ceplas-ceplos agak sedikit urakan.

Namun tidak seperti halnya dengan Yani, ia bersahabat dengan aku sejak kelas 7. Pagi itu aku berangkat agak pagi, dan seperti biasa jika pagi berjabat tangan dengan guru piket di depan loby, dan kebetulan saat itu Bu Hastuti yang piket. Aku mendapat ucapan untuk bu Hastuti “Hindun semoga sukses ya..” Hindun menjawab “iya bu.. terimakasih”.

Saat istirahat kelompok teman-teman yang sombong berkumpul yaitu Mega, Dina, Oka, Clara mereka membicarakan Hindun. Mega berkata “halah paling cuma ikut kegiatan karya ilmiah saja hahaha NGGAK LEVEL” kata mereka hampir bersamaan. Seminggu telah berlalu dan aku  memberitaukan pada Yani bahwa aku akan mengikuti seleksi karya ilmiah remajanya ke tingkat nasional karena karyanya masuk dalam nominasi 34 besar tingkat nasional. Acara tersebut akan digelar di Kota Surabaya.

Satu minggu tak terasa telah berlalu dan pagi itu aku mengatakan pada Yani  bahwa aku mendapatkan medali perak atas karyaku yang berjudul ‘Ruwat Rambut Gimbal”

Saat upacara hari senin aku dipanggil maju ke depan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah, Pak Prasetyo berkata ” Hindun, selamat ya…. Hindun mendapat medali perak saat lomba di Suarabaya, Hindun hanya mengekplor tentang Ruwat Rambut Gimbal namun bapak bangga mempunyai peserta didik yang masih melestarikan budaya kita, budaya khas Kota Wonosobo, bayangkan di Surabaya, Hindun bersaing dengan perwakilan dari 34 provinsi untuk karya ilmiah sosial. Bapak mohon jejak Hindun segera diikuti oleh para siswa yang lain, terutama siswa kelas 7 . Silahkan Hindun menyampaikan pengalamannya selama mengikuti lomba di Surabaya”
(Sumber gambar : http://awanedelweis.blogspot.com/2012/08/perilku-anak-berambut-gimbal-dataran_23.html)
Aku menyampaikan pada teman-teman “Pertama-tama saya berterimakasih kepada Tuhan yang Maha Esa, bapak-ibu guru, dan semua teman-teman jika misalnya bu Hastuti tidak mengijinkan saya ikut ekstra kurikuler KIR dan membimbing saya dengan sabar, pasti sangat disayangkan sekali saya tak mendapatkan medali ini, saya sungguh berterimakasih kepada semua yang mendukung saya, Tim KIR SMP N 2 Selomerto terutama Bu Hastuti selaku pembimbing,  ibu saya, keluarga. Tuhan, teman-teman, semuanya saja TERIMAKASIH” semua bertepuk tangan. Terlihat Yani juga tersenyum sambil bertepuk tangan.

Kemudian aku melanjutkan uraian pengalamannya sambil mengenakan rambut palsu yang berbentuk gimbal. Teman-teman semuanya pada tertawa, karena memang pembawaan aku yang memang agak kocak.

Walaupun juara 2, karena mendapat medali perak tapi hadiah yang dihadiahkan lumayan, uang kira-kira dari sekolah Rp 200.00,00 dari propinsi Rp 2.000.000,00 dan dari pusat Rp 3.000.000,00 selain itu piala, sertifikat. itu merupakan kebanggaan untuk semua.

Saat istirahat, di kantin Hindun dan Yani bertemu gerombolan anak sombong Mega berkata kepada Dina “hei kamu kira Hindun libur seminggu pergi ke kota tidak?!” Aku langsung ngomong “ apa kau pernah keliling Indonesia  hai orang-orang sombong, belum pernah aja sombong” Yani menenangkan diriku “Hindun sudah ayo kita pergi”. “Yani terimakasih kau sudah mendukungku ya.. kau memang sahabatku yang baik” Yani berkata “Hindun kau tau… aku bangga sekali mempunyai teman sepertimu, aku sampai berfikir siapa aku hingga bisa berteman denganmu”. Aku berkata “Yani kau tahu aku memang tertarik untuk menggali budaya Wonosobo dan melestarikan budaya kita yang ada di Indonesia aku tak mau budaya kita diambil orang lain”
“Hindun aku akan membantumu” kata Yani.

Tak terasa satu tahu berlalu, aku telah menyelesaikan studi di SMP N 2 Selomerto, ada rasa bangga ketika teringat pengalaman mendapatkan prestasi KIR di SMP N 2 Selomerto, mewakili Wonosobo mengikuti kejuaraan Karya Ilmiah Remaja bidang Sosial.

Dan satu hal yang menjadi lebih bangga lagi Karya Ilmiah yang berjudul “Ruwat Rambut Gimbal” yang berisi adat budaya khas Wonosobo tersebut selain membawa nama baik Wonosobo di ajang Nasional, aku juga bisa diterima di SMA 1 Wonosobo atas kejuaraan tersebut.

"Cerpen ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Cerpen #HariJadiWonosobo189"

Ayo ikuti Lomba Cerpen, baca persyaratannya di http://komunitas-sastra-bimalukar.blogspot.com/2014/07/lomba-cerpen-hari-jadi-wonosobo-189-dl.html
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog Pemburu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger